20+ tahun adalah Fase Memahami Hidup

Saat Usiaku Kian Bertambah dan Kehidupan Tak Lagi Sama


Saat usiaku belasan tahun.
Mungkin banyak cita-cita yang ingin ku wujudkan, bahkan untuk tertawa lepas seperti orang bodoh saja tidak bisa. Ah iya bukan karna tidak bisa, melainkan hanya aku yang enggan melakukan hal-hal yang saat itu seakan-akan membuang dan menyita banyak waktu ku.

Selama dibangku sekolah,
Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan terakhir di Sekolah Menengah Kejuruan, tak banyak kisah seru yang bisa dicerita selain berkutak dengan tumpukan buku. Yaap, ambisius-perfeksionis-idealis. Itulah mengapa nilai raport ku selalu bagus, dan selalu berada diperingkat 10 besar teratas disekolah. Dengan nilai-nilai tersebut harapannya hanya satu yakni, dimasa depan dapat dengan sadar berguna dan diri ini dapat menggantikan posisi tulang punggung keluarga yang ibu dan bapak ku tanggung, ingin sekali segera membiayai kebutuhan orangtua, adik dan diriku sendiri tentunya. namun, belum sampai lulus dibangku Sekolah Menengah Pertama, bapak berpulang lebih dahulu kepada-Nya.
Bapak berpesan "jangan pernah tinggalkan ngaji, dan sekolah". pesan yang sangat indah bukan?

Alih-alih ingin terus membanggakan diri agar bapak ku disana bangga, tapi nyatanya aku disini malah terobsesi dengan nilai yang aku peroleh tanpa adanya kesenangan dan kehidupan di dalamnya.

Semua nilai yang ku peroleh murni hasil ingatan ku dalam hari-hari berkutak dengan buku, dari buku tebal yang memusingkan seperti Detik USBN SD-SMP-SMK selalu aku hapal tiap tahunnya, buku Perpajakan di Sekolah Menengah Kejuruan Akuntansi bisa aku lahap habis hapal diluar kepala. Tapi entah bagaimana diriku yang dulu, diriku yang terlalu perfeksionis dan idealis yang ternyata sangat membosankan, dan mungkin sangat menyebalkan untuk porsi rasa diriku yang saat ini.


Karna hari ini, saat usiaku sudah menginjak 20+ tahun. Aku sadar betul bahwa hidup ini bukan hanya soal 'image' yang mesti dijaga. Melainkan semua hal. Bukan hanya soal teori dibangku Persekolahan yang mesti diingat, melainkan bagaimana cara menempatkan diri dalam bersikap-berinteraksi-berelasi itu yang sangat penting.


Dan untuk soal romansa diumurku 5 tahun lalu. Dulu yang ku percaya 'wanita adalah makhluk yang mesti dicintai dengan baik', hingga alih-alihnya hanya menunggu, menunggu seseorang mengasihani, dalam kamar sempit dengan kegiatan-kegiatan yang sangat menyebalkan, menguras otak, bahkan bisa bikin stress. Kalo macam ini, bagaimana manusia luar dapat menemukan radarku yang sedang bersembunyi? [lol]

Untuk saat ini, akhirnya aku pun sadar bahwa 'setiap insan dibumi harus mencintai atau menebar cintanya terlebih dahulu, baru dapat dicintai yang berarti menerima hasil yang ia semai'. Konsep ini bukan hanya berlaku pada dia yang mendambakan cinta, karna jangkauannya lebih jauh lagi.

Jadi,
sempatkan berkumpul, tertawa layaknya manusia yang hidup tanpa beban, dan melakukan banyak hal menyenangkan dengan banyak orang. Aku disini mau kamu tidak seperti diriku di 5 tahun yang lalu, karna kamu berhak punya masa depan tapi kamu pun berhak bahagia seperti orang lain. Tersenyumlah jika kamu baca tulisanku sampai bait ini, karna aku yang menulis dibagian ini sedang tersenyum kepadamu ^^



Komentar

Postingan populer dari blog ini

KAMU HEBAT!

Tiap Waktu adalah Pengharapan

Pribadi Unik Yang Tuhan Cipta

Wanita Ibarat Setangkai Bunga Mawar

Apakah Bisa Terlahir Miskin Disebut Privilege? | Indra Kenz Sebut Miskin itu Privilege, Begini Penjelasan Singkatnya.