Women's Journal

Wanita sering diibaratkan sebagai bunga. Sesuatu yang anggun, cantik, harum dan tentunya sangat manis untuk seseorang yang romantis. Siapa yang tidak suka dengan bunga? Begitu juga dengan wanita. Khas kecantikannya selalu mempesona banyak mata. Bahkan banyak wanita rela menghabiskan banyak uang hanya untuk terlihat indah, paling indah dari bunga-bunga yang lain. Menggunakan make-up cantik, fashionable dan kekinian. Menjadi daya tarik tersendiri saat seorang  wanita masih menginjak usia remaja dan dewasa.  Namun, keindahan fisik seorang wanita itu ada masanya. Sama seperti bunga. Tak selamanya dia hidup dalam keindahan dan kekaguman. Ada masa ketika bunga itu layu. Ketika wanita itu tatapannya mulai sayu. Ketika kulitnya mengeriput. Ketika senyumnya bukan lagi memamerkan kecantikan, namun memamerkan guratan kulit wajah yang sudah terlipat. Setelah layu, ia akan mengering kemudian mati bercengkerama dengan tanah. Yah, begitulah kenyataannya. Wanita memang indah, namun seindah ap...

Hai.. Untuk diriku yang saat ini sedang berumur 21th, yang akan segera bertambah menjadi 22th, yeep yang sudah mulai memasuki umur dewasa. Bagaimana keadaanmu saat ini?  baik kah? Bagaimana perasaanmu saat ini?  menyenangkan kah? Pelajaran apa saja yang sudah didapat selama 21th ini? Resolusi ke-21 ini bagaimana sudah ada yang dicapai kah? Dan resolusi apa yang ingin kau lakukan untuk tahun-tahun berikutnya? Hai.. Aku hanya ingin membisikkanmu tentang betapa kuat, tegarnya dirimu. Kamu hebat, aku sendiri bangga bahkan awalnya sama sekali tak membayangkan kau akan mengakhirinya dengan sebaik ini dan tugasmu akan segera selesai, kita akan segera bertemu dengan bulan Januari 😊 tak apa walau ada goresan luka yang sedang menggerogoti rasa sakitmu saat ini, bagaimanapun aku bangga padamu sayang kau berhasil melewatinya 🤗 "Memang tidak mudah memeluk dirimu sendiri saat luka merobek-robek tubuhmu hingga kau pun sulit untuk bernafas dengan lega, setidaknya hari-hari perihmu sudah ak...

Berawal dari mimpi dan impian yang kejar-kejaran dipelupuk mata, saat itu kami kecil dan yang kita tau hanya ketidak berdayaan untuk menuntun diri memulai impian indah. Dan saat itu pula yang kita paham hanya orang-orang yang hidup berkecukupan lah yang dapat menjemput impian mereka, lain hal dengan kami yang serba kekurangan. Hingga Sang Bapak lah yang harus berkorban demi menyekolahkan kami kecil, tak banyak keluhan yang ia ceritakan pada kami bahkan tidak sempat untuk mereka berkeluh kesah didepan kami. "Terlalu lemah bila menyerah tanpa perjuangan, bagaimana bisa semudah itu untuk menyerah sedangkan Ayah dan Ibuku sudah bersusah payah hingga sejauh ini. Belum ada apa-apanya dibanding penderitaan mereka karena diriku. Akan ku gantikan semua guratan kepedihan yang Ibu dan Bapak ku rasakan dengan senyuman dan kebahagiaan diwajahnya, tak ada lagi kesedihan dan kepayahan dimata dan bibir indahnya. Itulah impianku , bissmillah" -Anak Hebat Saat ini kami kecil sudah tu...